Penjualan koran di sekitar kampus Universitas Padjadjaran (Unpad), Jatinangor, Sumedang, mengalami penurunan sekitar 50 persen. Penurunan penjualan telah dirasakan pedagang koran di kios sisi kiri gerbang lama Unpad, Ujang, 18, sejak Jumat (18/01) lalu. Masa libur perkuliahan semester ganjil merupakan faktor penyebabnya.
Mahasiswa Unpad sebagai pembeli utama koran di kios gerbang lama Unpad pada umumnya telah pulang ke daerah asal. Kini, rata-rata oplah pengiriman dan penjualan koran dikurangi hingga setengahnya dari jumlah pada hari perkuliahan biasa kecuali Tribun Jabar, Galamedia, Radar Bandung, Warta Kota, dan The Jakarta Post. Koran Tempo yang biasa terjual habis sekitar 50 oplah per hari turun menjadi 25 oplah. Padahal pasokan koran telah diturunkan menjadi 25 eksemplar per hari. Begitu juga dengan Media Indonesia. Setelah Koran Tempo memberlakukan tarif student rate seribu rupiah, penjualan Media Indonesia dengan tarif sama semakin menurun mencapai 25-50% per hari.
Koran Kompas dan Pikiran Rakyat yang biasa tersedia 25 eksemplar, sekarang hanya ada 10-15 eksemplar. Dalam satu hari, itu pun kerap tidak terjual habis. Sisa koran yang tidak terjual per hari berkisar antara setengah dari jumlah yang dikirim pagi hari.
“Penghasilan dari koran yang biasa 50 ribu bisa jadi 20 ribu,” kata Ujang. Meskipun terjadi penurunan, ia akan tetap berjualan koran di kios gerbang Unpad selama liburan semester ganjil ini karena tidak ada usaha sampingan yang dijalani. Menurutnya, penurunan penjualan oplah koran diprediksi akan terjadi hingga menjelang masa perkuliahan semester genap sekitar pertengahan Februari nanti.
Situasi Jatinangor sebagai kawasan pendidikan kini relatif lebih lengang jika dibandingkan dengan masa perkuliahan biasa. Kondisi ini cukup membuat omzet penjualan para pedagang lain seperti pedagang makanan dan usaha fotokopi juga ikut menurun. (Gilang Mustika Ramdani 2101 1006 0145)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar